Kamis, 16 Oktober 2014

Sholat, Hidup dan Mati kita Hanya Untuk-Nya ?



Wahai Kaum Wanita , untuk siapa engkau berdandan, hingga kelihatan cantik mempesona ? Semoga saja demi itu semua demi melakukan perintah-Nya agar engkau patuh, taat dan menyenangkan suamimu.

Jika saja kosmetikmu, kecantikkanmu, rambut indahmu engkau rawat demi mendapatkan pujian suami , demi menarik perhatiannya dengan sadar karena itu perintah-Nya maka engaku sebenarnya telah banyak berbuat kebaikan, engkau telah melakukan ibadah yang sangat menyenangkan.

Semoga kita tidak lupa,bahwa , “Sesungguhnya shalatku, hidup dan matiku hanya untuk Alloh SWT Penguasa alam ?”

Wahai kaum suami, wahai kaum adam, wahai para pemuda untuk siapakah engkau merapihkan kumismu, engkau cukur rambutmu, engkau perbagus pakaian dan sepatumu ? agar engkau dihormati orang lain ?

Semoga saja pula, karna demi melakukan perintah-Nya , agar engkau mendapatkan perhatian-Nya, karena Dia mencintai keindahan, karena dia mencintai kebersihan. Karena Dia semata, bukan yang lain. Jika engkau memotong rambutmu, atau merapihkan kumismu karena keindahan yang dia perintahkan, maka itulah ibadah itulah keindahan dalam menjadi hamba-Nya.

“Innamal a’malu binniyat” Sesungghunya sahnya amal—ibadah atau bukan—karena niatnya saat melakukan amal atau perbuatan itu. Wujudnya bisa sama, nampaknya pekerjaan dunia, dengan niat yang baik maka bisa menjadi perbuatan ibadah.

Dan sebaliknya jika engkau lakukan dengan niat yang buruk, bukan diperuntukkan melakukan perintah-Nya, bukan dalam rangka mencari ridho-Nya maka perbuatan dalam wujud ibadah sekalipun bisa menjadi sia-sia bahkan maksiat yang membuahkan dosa.

Jika engkau mendermakan uangmu untuk pembangunan masjid namun dalam hatimu agar kau disebut sebagai orang dermawan, agar dipuji orang maka itulah maksiat, itulah yang menghapus amal ibadahmu, walaupun ujud perbuatanmu adalah ibadah. Jangankan perbuatan ujud dunia dengan niat dunia pula maka tak ada kebaikan di dalamnya sama sekali. Kau hanya memperoleh perhatian manusia.

Memang sungguhnya banyak kesia-siaan yang telah kita lakukan. Banyak prbuatan ibadah kita yang dilakukan tanpa niat yang benar. Tanpa adanya keikhlasan murni hanya dalam rangka mendapatkan ridho-Nya maka kita telah menyia-nyiakan amal perbuatan itu sendiri.

Kita sering berdoa, duduk berlama-lama di atas sajadah , bahkan sampai menangis namun tangisan yang palsu, tangisan yang salah , tangisan karena kesedihan atas hal-hala duniawi. Tangisan karena dibenci tetangga, tangisan karena memimpikan sorga dunia, tangisan karena memohon jabatan.

Bukan tangisan karena sesal akan perbuatan dosa –dosa yang bertumpuk. Tangisan karena perasaan lemah dan hina sebagai hamba yang bodoh yang sering berbuat kesia-siaan.  Apakah kita sering meratap-ratap dalam berdoa meminta agar diberikan rizki yang banyak oleh-Nya , tangisan kita , ratapan kita karena kemiskinan kita, karena perasaan disia-siakan oleh orang lain ?

Duniawi sekalai  tangisan kita bukan . Jangan kau peralat Tuhan untuk meujudkan kesenangan nafsumu. Dunia yang sebenarnya engkau tuju dalam ratapanmu itu. Manusia yang engkau jadikan sandaran dalam doamu itu. Kau jadikan Tuhan agar menuruti apa yang engkau mau.

Mengapa bukan Tuhan yang menjadi tujuanmu. Mengapa bukan Ia yang engkau jadikan tujuan tangsimu.

Di dalam Kitab Mukasyafatul Qulub, Imam al-Ghazali menuliskan, suatu hari Lewatlah Musa as. Di depan seorang laki-laki, dia sedang menangis. Ketika ia pulang laki-laki itu masih menangis. Berkatalah Musa , “Ya Tuhanku , hambamu menangis karena takut  kepada-Mu .” Alloh Swt berfirman, “ Hai anak Imran , seandainya otaknya ikut mengalir bersama matanya itu dan ia mengangkat kedua tangannya hingga patah , tentu Aku tidak mengampuninya, sebab dia mencintai dunia.” 

Jangan peralat Tuhan untuk tujuan duniamu.  Jangan atur Tuhan dong. Mintalah Ia agar selalu meridhoi apa yang engkau inginkan. Carilah Ridho-Nya selalu dalam setiap niat dan langkah-langkahmu. Jangan egois dong. Apakah engkau yakin bahwa setiap nafsu dan keinginan-keinginanmu itu pasti baik bagimu , Tuhanlah Yang Maha Tahu atas semua kebaikan padfa diri kita. Mintalah agar Ia selalu pada pilihan terbaik  kita. Dan Ridho-Nya atas kita membuat kita akan dipilihkan pada sesuatu yang pasti baik, walaupun mungkin  dalam pendapat pikiran dan nafsu kita tidak menyenangkan.

“Sesungguhnya nafsu selalu memerintahkan pada keburukkan”

Kenalilah kehdak-kehendak yang muncul dari diiri kita, apakah nafsu , ataukah memang dari dalam hati yang benar yang terbersit atas ispirasi dari-Nya.

Jika kau jauh dari Tuhan-mu maka kehendakmu lebih banyak merupakan nafsu yang ditumpangi oleh bisikan dan nispirasi iblis. Mengapa ? Karena Tuhan Maha Suci, hanya mencintai , menerima dan berada pada hati  yang suci pula. Air hanya akan bercampur dengan air. Tak akan air bercampur dengan minyak.  Hati yang jauh dari Tuhan tak akan bisa suci, karena selalu akan didekati iblis yang membawa noda dan dosa dalam hati.

Bukankah tempat yang kotor pasti akan dihinggapi lalat. Dan bangkai akan menjadi santapan anjing.  Maka  lebah bermadu itu pun hanya akan hinggap pada bunga-bunga yang harum”.

Wallohu’alam. ###

Tidak ada komentar: