Minggu, 05 Oktober 2014

CATATAN Tentang THARIQAT

Oleh: Agus Maryono S Ag


Taqorrub Ilalloh (Mendekatkan diri kepada ALLOH) adalah satu kalimat yang sering disampaikan oleh para da’I atau mubaligh dalam kesempatan ceramah agama Islam. Kedekatan diri seorang hamba kepada Alloh merupakan di antara buah dalam menjalankan Ibadah kepada-Nya. Dengan kedekatan diri dengan Sang-Khaliq menunjukan eksistensi seorang muslim di-hadapan-Nya diakuai dan dicintai . Pengakuan , Keridhoan dan Kecintaan Khaliq kepada Mahkluk-Nya menjadikan sang mahluk memperoleh bermacam Anugerah , hadiah, bonus serta kemudahan lain dalam hidup ini yang terkadang tidak pernah terpikirkan oleh sang makhluq.

              


Jika kita menyintai seseorang mungkin kekasih, anak, atau orang tua bukan hal yang mustahil atau aneh kalau tiba-tiba kita ingin memberikan suatu surprise atau kejutan dengan memberikan barang yang ia cintai.

Begitu juga Alloh SWT Yang Maha Tau yang dengan apa-apa yang tersembunyi di dalam kalbu hamba-Nya dengan Kekuasaan-Nya yang tak terbatas sangat berkuasa untuk memberikan hal yang diimpikan atau bahkan sama sekali belum terbersitkan oleh hati hamba-Nya itu. Hal itu mungkin tentang suatu kejadian yang akan membuatnya bahagia yang membuatnya terpana takjub akan karuniaNya.

Dengan Cinta-Nya itu pula Yang Maha Rahman dan Rahim akan selalu menununtun dan melindungi hamba-hamba terkasihnya agar selalu di jalan yang benar dan membebaskannya dari bencana-benacana yang membahyakannya.

Oleh karena itulah menjadi wajar kalau Taqorrub IlALLoh sering didengungkan oleh para mubaligh agar diupayakan dan dicapai oleh manusia.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah semudah itukah ? Ternyata tidak selamanya mudah, terkadang terlalu sulit. Sulit kita untuk bisa meraih kedekatan bersmaNya. Hanya manusia yang mendapatkan anugerah saja yang bisa mencapai posisi dekat kepada Rabbul ‘Izzah.

Berdekatan diri dengan Alloh adalah hal yang teramat sulit kalau kita tidak tau tata caranya. Jangankan dengan Sang Pencipta yang mensyaratkan kebersihan luar dalam ,Ikhlas total , semua peribadatan yang ditujukan kepadaa-Nya. Untuk bisa mendekati boss dikantor saja tidak semua orang bisa, padahal sang boss bisa saja dikelabuhi dengan istilah asal boss senang (ABS). Tapi jangan harap anda bisa menipu Tuhan dengan berpenampilan ulama, pura-pura santun kepada fakir miskin, dengan sorban dan jubah yang harum dan panjang, dengan jidat hitam , dengan bergaya Kiai ?

Tidak, tidak segampang itu. Walaupun puluhan bahkan ratusan juta yang anda sumbangkan untuk masjid, namun karena pujian manusia yang anda tuju , maka bukan kedekatan dengan Sang Khaliq yang diraih, tapi justru semakin jauhlah dari Tuhan walaupun mungkin anda banyak didekati manusia.

Diperlukan ilmu dan pembimbing khusus agar anda bisa menjadi seorang yang bisa sampai kepada Alloh (wushul).

IKHLAS HATI

Ikhlas salah satunya. Satu kata yang ringan diucapkan namun sangat berat untuk diwujudkan, adalah salah satu tanda dari sekian banyak adab dari seseorang yang telah sampai kepada kehadirat Alloh SWT. Ikhlas adalah amalan hati bukan amalan lisan. Walaupun seribu kali lisan kita mengatakan Ikhlas dalam setiap pemberian atau amalan namun lain di hati, maka bukan ikhlas namanya. Tuhan Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di hati hamba-hamba-Nya.

Atau mungkin benar bahwa dengan senang hati kita memberikan sesuatu namun tujuannya bukan Ridho Alloh, tapi mungkin ridho orang banyak, ini bukan ikhlas, ini riya namanya yang akan menghancurkan dan mesia-siakan amalan kita kelak.

Riya merupakan salah satu penyakit hati yang menghancurkan dan menjauhkan hamba dari Tuhannya.

Hati manusia bisa bersikap iklhas , terbebas dari riya, kalau hati itu bersih dari noda. Untuk urusan keberseihan hati ini, dan bagaimana cara mengelolanya semuanya diajarkan dalam Ilmu Thariqat.

Thariqat adalah salah satu ilmu khusus yang diantara tujuan utamanya adalah untuk mengetahui hakikat kedirian manusia lahir dan bathin. Memberdayakan manusia sesuai fitrahnya yang berasal dari langit (ruh) dan bumi (jasad). Dengan unsure langit yang telah diberdayakan dan dikelola dengan baik menjadikan manusia akan bisa mengetahui cahaya ruhani dan sifat-sifatnya serta sampai pada seluk beluk hati , kekuatan dan kelemahannya termasuk penyakit-penyakitnya.

Dengan mengetahui macam-macam penyakit hati yang bersarang di dalam tubuh kemudian berupaya mengobati dan mencegahnya adalah bagian dari pelajaran di ilmu Thariqat. Ilmu yang akan menghantarkan anda kehadirat Ilahi.

Dengan mengetahui potensi sekaligus kelemahan anda baik secara fisik maupun ruhaninya kemudian mensucikan kedua unsur tersebut itulah yang akan menghantarkan anda ke dalam kedekatan diri pada sang Khaliq.

Sebagaimana kita ketahui diri kita terdiri dari dua unsur dhahiry (fisik) dan batiny (ruh) maka ibadah terhadap-Nya pun terdiri dua aturan yakni ibadah lahir dan ibadah ruhiyah batin.

Yang pertama diatur dalam hukum-hukum syariat seperti apa dan bagimana shalat secara syar’i yang benar, sarat sahnya, rukun-rukunnya dan yang membatalkannya. Itu semua diatur dalam hukum syariat fiqh. Namun apakah shalat hanya selesai dan cukup sampai di situ, tidak. Shalat secara sempurna haruslah disertai kehadran hati (khusuk) . Dengan kehadiran hati inilah maka shalat bisa menimbulkan apa yang disebut tanha ‘anil fahsa wal munkar’. Memerlukan banyak persyaratan hati bisa ikut khusuk shalat .

Nah, bagaimana agar persyaratan itu terpenuhi, bagaimana cara mencapainya bukanlah hal yang mudah pula. Hati harus benar-benar bersih dari segala macam noda dan penyakit untuk bisa khusuk hadir dan bertemu dengan Khaliq.

Ilmu yang mempelejari kondisi ahwal hati dan cara membersihkan serta menterapinya agar menjadi hati yang bersih menjadi hati yang sehat menjadi hati yang selamat (qolbun salim) inil dipelajari secara sistematis dalam Thariqat.

Ilmu yang mengajak umat Islam mencapai kesempurnaan ibadah tidak saja pada tingkat syariaty tapi juga haqiqaty. Ilmu yang mengajak kita tidak saja paham akan diri kita secara lahir tetapi juga secara batin. Dengan kesempurnaan diri baik secara lahir maupun batin itulah yang akan mengantarkan kita berdekatan dengan Khaliq.

Bagaimana menuju jalan dekat terhadap Alloh Swt , tidaklah mudah harus ada pembimbing ada guru mursyid. Untuk bisa shalat secara lahiry saja perlu guru maka apalagi untuk bisa shalat secara haqiqy sangat diperlukan pembimbing. Secara teknis mengenai liku-ilku dan bagimana sebuah perjalanan seharusnya ditempuh ada dalam ilmu Thariqat ini , yakni Ilmu bagaimana menuju jalan mencapai kedekatan dengan Alloh Swt.

Maka tidak ada jalan lain bagi siapapun yang ingin menjadikan ibadahnya maksimal secara lahir maupun batin kecuali haruslah mau mempelajari Ilmu Tasawuf yang tekhnisnya , prakteknya diajarkan oleh Ilmu Thariqat. Tanpa hal itu nampaknya sulit dicapai kualitas ibadah sesungguhnya .

Oleh karena itulah Rasululloh Saw, pernah mengingatkan kepada para sahabatnya, banyak orang yang shalat dan berpuasa namun hanya mendapatkan kepenatan dan dahaga saja. Mengapa ? karena hati mereka lalai dalam sholat, hati mereka tidak ikut berpuasa hanya perutnya saja yang berpuasa.

Imam besar Ulama ahli Tasawuf terkemuka yakni, Syeh Abil Hasan as-Syadzily bahkan mengatakan, siapapun yang tidak berkecipung dan mendalami ilmu tasawuf maka dikhawatirkan akan mati membawa dosa besar sedang dirinya tidak menyadarinya.

Maksiat Lahir dan Maksiat Batin


Sebagaimana ibadah ada ibadah lahir dan ibadah batin maka perbuatan dosa juga demikian . Perbuatan dosa tidak saja dilakukan oleh anggota tubuh , namun dilakukan pula oleh hati atau yang disebut maksiat batin, seperti kufur nikmat, suka bersu’udhon atau berburuk sangka baik terhadap manusia maupun pada Tuhan atau bahkan kepada diri sendiri. Tamak, riya, ujub bangga dengan diri sendiri, sombong adalah bentuk-bentuk maksiat batin yang lain.

Dengan ilmu tasawuf dengan thariqat diajarkan bagimana hati bisa beribadah dan bagimana membersihkan dan mencegahnya dari segala macam dosa dan penyakitnya. Ilmu tasawuf adalah ibarat resepnya,teorinya dan thariqat adalah langkah menebus obat serta meminumnya.

Lalu bagaimana orang-orang yang tidak pernah memasuki wilayah ini ? Jika mampu mencapainya dengan jalan sendiri , maka silahkan saja. Namun kendatipun secara syariaty mungkin mumpuni maka tidak ada jaminan hatinya bersih dari segala noda dan dosa. Bahkan terdapat potensi besar menjadi orang yang sombong bagi orang-orang yang memiliki banyak kekayaan baik kaya harta benda maupun ilmu pegetahuan, ilmu agama sekalipun. Maka, mencari peredamnya adalah sebuah hal yang sangat penting dilakukan.

Lalu bagaimanakah tahapan untuk mengecap ilmu thariqat ? Jawabannya adalah, Temukan Guru Mursyid , carilah di mana beliau berada. Bukankah untuk sekedar mengobati jantung yang bocor banyak yang sampai ke luar negeri ? Mengapa tidak untuk mencari dokter penyembuh ruhani yang jauh lebih penting ? Dan jangan kwatir di Indonesia banyak Mursyid Thariqat yang sangat mumpuni di bidangnya.

Untuk referensi, di Jawa Tengah, diantaranya ada Habib Lutfhi di Pekalongan (Mursyid Thariqat Syadziliyah), KH. Abu Hamid (Mursyid Syadziliyah ) Pengasuh Pon.Pes. Al-Ikhsan, Beji,Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas. Kemudian KH. Syarif Nurkholis ,Pon.Pes Karangwangkal Purwokerto Utara, Banyumas (Mursyid TQN). Alhamdulillah, penulis dipertemukan dan berkesempatan menjadi murid beliau-beliau ini. Allohummarhamhum.

Masih banyak lagi , semoga pada tulisan yang akan datang bisa penulis sebutkan para Mursyid yang ada di Tanah Air. Salam. Jika anda sudah menemukan Guru Mursyid yang pembimbing anda, maka Selamat Menempuh Perjalanan. 

Masihkan anda ragu untuk meniti jalan spiritual? Wallohu A'alam.###

“Allohummahdina Shiraathal Mustaqiem”

2 komentar:

djalamangkara mengatakan...

Fateha utk penulis

Unknown mengatakan...

sipp banget aku setuju..